Rabu, 28 Oktober 2009

BODY PIERCING ? Nggak deh Cing!

Body Piercing (tindik tubuh) sebenarnya sudah dikenal sejak 10 abad silam hampir di seluruh belahan dunia. Catatan sejarah menunjukkan, suku-suku primitif melakukan tindik sebagai bagian ritual adat dan penunjuk identitas derajat sosial. Tindik dianggap sebagai salah satu cara manusia menghiasi tubuh dan penampilannya. Masing-masing negara menggunakan tradisi tua ini sesuai kebudayaan yang dianut.

Suku Indian melakukan body piercing dengan cara mengantungkan dada dengan kait besi di bagian dada. Ritual yang disebut OKIPA ini diperuntukan bagi lelaki yang akan diangkat menjadi tentara atau panglima perang. Sementara sebuah suku di India melakukan ritual menusuki tubuh dengan jarum yang panjangnya bisa mencapai sekitar satu meter untuk menghormati dewa. Ritual bernama Kavandi ini biasanya digelar setiap Februari.



Sekitar lima ribu tahun lampau, di Mesir, tindik di pusar menjadi ritual, tentara Romawi menindik putingnya untuk menunjukkan kejantanan, Suku Maya menindik lidah sebagai ritual spiritual, dan anggota Kerajaan Victoria dahulu memilih menindik puting dan alat genitalnya.
Di Indonesia, tradisi tindik biasa dilakukan warga Suku Asmat di kabupaten Merauke dan Suku Dani di Kabupaten Jayawijaya, Papua. Lelaki Asmat menusuki bagian hidung dengan batang kayu atau tulang belikat babi sebagai tanda telah memasuki tahap kedewasaan.

Suku Dayak di Kalimantan mengenal tradisi penandaaan tubuh melalui tindik di daun telinga sejak abad ke-17. Tak sembarangan orang bisa menindik diri, hanya pemimpin suku atau panglima perang yang mengenakan tindik dikuping. Sedangkan kaum wanita Dayak menggunakan anting-anting pemberat untuk memperbesar cuping daun telinga. Menurut kepercayaan mereka, semakin besar pelebaran lubang daun telinga, semakin cantik dan tinggi status sosialnya dimasyarakat. Model primitif inilah yang akhirnya banyak ditiru komunitas piercing didunia.

Namun kini menindik tubuh bukan hal yang aneh lagi bagi manusia di belahan dunia manapun. Bahkan tindik yang dulu hanya didominasi kaum hawa, sekarang sudah bukan hal aneh lagi bagi pria. Naudzubillahi min dzalik.

- Dari Abdullah bin Abbas Radhiyallahu 'anhu, dia menceritakan.
"Artinya : Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam melaknat orang laki-laki yang bersikap seperti wanita dan wanita seperti laki-laki".
Sedangkan dalam riwayat yang lain disebutkan.
"Artinya : Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam melaknat orang laki-laki yang menyerupai wanita dan wanita yang menyerupai laki-laki". (Hadits Riwayat Bukhari)

Hadist di atas menunjukkan kepada kita larangan bagi laki-laki untuk menyerupai wanita, baik itu dengan cara melembutkan suara maupun dengan menirukan gerakan, pakaian, perhiasan, dan lain sebagainya dari karakter kewanitaan. Dan menunjukkan larangan bagi wanita untuk menyerupai laki-laki, baik itu dengan cara mengkasarkan suaranya maupun dengan cara meniru gerakan dan pakaian mereka. -

Tak hanya itu saja tindik yang dulu hanya digunakan di telinga, sekarang sudah 'mengembara' ke bagian tubuh lain yang memiliki tulang rawan atau daging lunak, seperti hidung, bibir, alis mata, lidah, dagu, puting, pusar dan organ yang biasa tertutup rapat.

Sebagian orang tak menyadari bahaya tindik di 'tempat tak umum', yang penting mode dan gaul, namun tak memikirkan resiko kesehatan di baliknya. Terlebih lagi jika tindik dilakukan oleh mereka yang tak memiliki latar belakang medis, sehingga mereka tidak dapat memberikan pengobatan atau perawatan pasca tindik untuk mencegah terjadinya infeksi. Di sebuah sanggar tindik, bahkan alat yang digunakan sangat sederhana. Bolpoin, alat penggaris, dan alat penindik serta alkohol untuk mengeringkan luka.

Tindik di telinga masih aman. Karena di tulang rawan, lukanya mudah dikontrol dan infeksinya bisa dilokalisir. Tapi di pusar dan lidah, sulit mengontrol luka dari gesekan bahan-bahan yang tak higenis. Tindik lidah yang lagi ngetrend saat ini sangatlah berbahaya dan besar resikonya, bahkan bisa menyebabkan penyakit jantung. Seperti kita ketahui, mulut manusia mengandung berjuta-juta bakteri, hingga lubang pada daerah tindikan di lidah akan membentuk sarang bakteri, dan disitulah kesempatan besar bakteri ikut mengalir bersama darah dan akhirnya menyebabkan infeksi-infeksi berat dapat terjadi, seperti Angina Ludwig dan Endokarditis.

Angina Ludwig adalah infeksi akut yang disebabkan oleh kuman Streptokokus, yang menginfeksi lapisan dalam dasar mulut, yang ditandai dengan pembengkakan yang dapat menutup saluran nafas.

Sedangkan Endokarditis adalah infeksi pada endokardium (lapisan dalam jantung) atau peradangan yang serius di katup jantung, yang merupakan salah satu penyebab penyakit jantung, karena bakteri oral dapat masuk ke dalam aliran darah melalui luka di lidah dan membuka jalan menuju jantung.

Disebut “gaul� bukan menjadi kebutuhan utama agar bisa diterima di lingkungan, namun sebagai seorang muslim yang telah diberikan kejelasan batas mana yang hak dan mana yang batil tidak perlu bertasyabuh (ikut-ikutan) mengikuti gaya hidup orang-orang kafir.
Selain itu jangan sampai mengorbankan kesehatan kita. Ngetren dan mengikuti mode tak harus membuat kita sakit bukan?

Sesuai hadits Nabi
Tidak boleh membahayakan diri sendiri dan orang lain. (HR Ahmad dan Ibnu Majah)

Semoga kita selalu dalam lindungan Allah SWT. Amin

0 komentar:

Posting Komentar

RAFA MUSLIM FASHION © 2008. Design by :Yanku Templates Sponsored by: Tutorial87 Commentcute